Wednesday, June 8, 2016

Mencicip Legit dan Manisnya Kue Maksubah Khas Palembang

Kue ini biasa dinikmati di acara pernikahan dan Hari Raya Lebaran. Mencicip Legit dan Manisnya Kue Maksubah Khas Palembang Kue maksubah khas Palembang (VIVA.co.id/Aji YK Putra) SHARE

VIVA.co.id – Kota Palembang di Sumatera Selatan tak hanya terkenal dengan pempek. Kota dengan simbol jembatan Ampera tersebut banyak memiliki makanan khas lain yang tak kalah lezat.

Kalau pempek adalah jenis makanan gurih yang dimakan bersama cuka, kali ini adalah sebuah kue basah yang teksturnya legit dan amat manis. Warga Palembang menyebutnya maksuba. Kue yang berwarna coklat kekuningan ini merupakan jenis camilan yang biasanya disediakan pada acara besar, seperti pesta perkawinan dan Hari Raya Lebaran.

Di hari biasa, kue maksubah akan sulit Anda temukan di pasar maupun toko-toko kue. Sebab, pembuatan kue ini dilakukan oleh warga yang bisa membuat kue maksubah. Pembuatannya pun disesuaikan dengan pesanan.

VIVA.co.id sempat berkunjung ke tempat penjualan kue maksubah, yang terletak di pasar tradisional Cinde, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ilri Timur 1 Palembang, Rabu 7 Juni 2016.

Di lantai dasar bangunan pasar zaman Belanda ini, berdiri ruang sepetak dimana Ari menjajahkan kue maksubah. Selama 10 tahun menjual keu ini, pria berusia 45 tahun tersebut juga menjual makanan lain, seperti kue delapan jam, engkak, kue kojo, dodol dan kue kering.

Menurut Ari, pembuatan maksubah sendiri banyak menggunakan telur, baik itu telur ayam maupun telur bebek. Hal itu untuk menambah kelembutan tekstur kue ketika disantap.

Berbeda seperti kue bolu yang selama ini kita kenal, jika dikunyah, biasanya kue bolu akan lengket di mulut. Sementara tidak untuk kue maksubah. Bentuknya pun hampir mirip dengan kue lapis. Proses pembuatannya juga membutuhkan kesabaran tinggi. Selama pemanggangan berlangsung, lapisan demi lapisan harus diselesaikan dengan penuh ketelitian.

“Kira-kira kalau satu loyang ukuran 20 sentimeter x 20 sentimeter bisa habis 20 butir telur ayam ataupun telur bebek. Itu karena kue maksubah tidak lengket di mulut seperti kue bolu pada umumnya,” kata Ari.

Selain terlur yang banyak, pembuatan kue maksubah juga menggunakan susu, margarin dan tepung terigu.

Yang menjadi ciri khasnya adalah proses memasaknya, yakni dengan cara dipanggang di atas api menggunakan oven.

“Bentuknya memang mirip dengan kue delapan jam. Tapi, kalau kue delapan jam itu dikukus, kue maksubah ini dipanggang di atas api pakai oven,” ujar Ari.

Untuk harga sendiri, kue basah satu ini dibanderol cukup tinggi untuk satu loyang, yakni sebesar Rp120 ribu jika menggunakan telur ayam. Sementara, untuk telur bebek, bisa mencapai harga Rp 300 ribu sampai Rp500 ribu per loyang. Itupun jika harga telur tak naik menjelang Lebaran nanti.

“Kalau hari biasa Rp120 ribu, tetapi kalau hari besar apalagi menjelang Lebaran bisa Rp 150 ribu. Tergantung bahan pokoknya,” ucap pria keturunan Tionghoa ini.

(ren)

Related Posts:

0 comments: